Yang gue tau adalah akan tiba saatnya mereka akan pergi dan ga akan kembali. Dan untuk itu, gue selalu berusaha untuk mempersiapkan diri agar siap menghadapi yang terburuk.
Adalah lebih baik jika tidak melihatnya sama sekali. Walaupun itu artinya agak lebih menyakitkan dari yang seharusnya. Tapi semua akan lebih baik jika mereka tak terlihat seperti nyata.
It seems I will not be in them. Mereka yang salah tapi semua liatnya ke gue. Sementara yang salah engga kasih komen sama sekali. Ga pake bilang apapun, bahkan berhari-hari kemudian. Serasa gue ga nyata. Berbentuk hantu ato yang semacamnya. Padahal waktu gue coba buat nembus tangan gue sendiri, ya ga bisa. Gue masi nyata ternyata.
Entah sampai kapan mesti jadi hantu. Tak terlihat, tak tersentuh. Tak nyata.
Padahal bukan ini yang seharusnya terjadi.
Ketika mengatakan isi kepala, itu hanya mengenai isi kepala. Tidak ada sangkut pautnya dengan hati. Tapi ternyata diterima dengan salah menggunakan hati, sehingga pesannya tidak tersampaikan dengan sempurna. Jadi deh, keterusan sampai sekarang.
Terasa hidup jadi salah.
Natal yang sebentar lagi tiba, tidak menjadikan semuanya lebih baik.
Lebih baik atau tidak memang tergantung dari apa dan siapa. Yang terpenting, gue lakuin yang seharusnaya gue lakuin. Bukan menjadi masalah ketika hal-hal seperti itu diabaikan.
Suatu hari nanti, gue harap mereka bisa terima dengan hati baik apa yang gue lakuin buat mereka.
A simple friendship, a simple greetings.
Season greetings for the person who always never ever been there.
Merry Christmas from my heart, a gentle wish for people around.