Thursday, July 19, 2012

Best Friend or Beast Friend? Part 4.2

Pertemanan, bagaimanapun awalnya, menurut gue *menurut seorang yang sangat tidak ahli dalam memelihara pertemanannya, yang ditandai dengan sedikitnya teman baik yang dimilikinya*, sebaiknya tidak diakhiri. Remember my last quotes from Best Friend or Beast Friend? Part 4.1 

Ini cerita sekilas aja. Dalam beberapa waktu ini, saya mengantarkan seorang teman - teman masa kecil, masa sekolah. Kita kenal dari umur 5 ato 6 taun. Sampe sekarang, sekitar 20 taunan lah kurang lebih. Selama sekolah sih, kita ga pernah sampe akraaaaaabbb banget. Tapi kita selalu punya sekumpulan temen yang bareng. Dan selama masa temenan itu, kita selalu berhubungan baik. Pernah ga ngomongan, tapi ga inget juga karena apa. Mungkin keisengan masa esde. Biasalah, anak esde kan suka musuhan pake kelingking *yang ga tau, diragukan pernah esde*. 
Pertemanan ini berlanjut sampe kuliah, di tempat yang beda. Tiap taun kita selalu sempetin beberapa kali buat jalan bareng versi hura-hura. Yep, doi temen hura-hura banget! Anaknya rame, seru, asik lah pokoknya. Sampe sekaranglah pertemanan itu berlanjut. 
Dan tibalah saatnya dia buat ngelanjutin studi di negeri daun mapel, di belahan dunia lainnya. Sebenernya ga ada yang aneh dengan kepergiannya. Karena pada suatu masa yang lain dalam hidup gue, pernah ada seorang best friend yang pergi ke luar juga, and there is no probs with it. So, temen gue yang lain ajak gue buat ketemu sama dia di erpot for the last time sebelum dia pegi.

Temen gue ini peginya ga pengumuman gitu. Padahal temennya segambreng. Dia males dicerewetin katanya, so dia cuman kasih tau sama mereka yang penting-penting aja. Ok lah. Gue ngerti kok, ada orang-orang yang ikutan sok sibuk buat bawelin lo saat lo lagi sibuk #nooffens. Nah, terus dia kasih tau gue dan ajak gue buat kumpul sama temen-temen lain beberapa hari sebelum dia pegi. Semacam last dinner sama temen-temenlah.

Karena gue dikasih tau, kurang lebih gue cukup penting dong *ini asumsi gue aja sih*. Ya, oke lah. Gue ada waktu dan akhirnya, terdamparlah saya di suatu pagi-pagi buta nan sejuk, di mana kesejukannya itu menusuk-nusuk tulang yang baru beristirahat beberapa jam, di erpot internasional yang hari itu rasanya rame banget *well, ga tau juga sih, karena itu pertama kalinya ke erpot internasional*.

Setelah tunggu punya tunggu, akhirnya datanglah si teman yang mau studi ini. Dengan terburu-buru tentunya karena udah waktunya cek in. Dengan cengengesan dan santai dia datang & berceloteh ria. Seakan ga akan terjadi apa-apa. Kayak ketemuan biasa.

Tiba waktunya boarding, dia peluk-pelukan sama keluarganya sambil berurai air mata. Terus sama temen-temennya yang di situ. Termasuk gue. Well, honestly gue jarang meluk orang dengan deep hug. Tapi tadi gue dipeluk segitunya, dengan berurai air mata, dan segala bentuknyalah. I'm speechless. Dia anak yang paling hura-hura yang gue kenal. Bahkan kadang, gue pikir dia rada ga berperasaan. Dia cuek abis, super cuek. Dan, gue speechless. Bahkan buat bilang bye aja ga keluar dari mulut gue. Nyaris aja ni mata basah juga. Tapi masi gue tahan. Gengsi dong :P *karena gue dan dia aga sebelas dua belas deh*

See you, my friend! Sekolah n hura-hura yang bener di sana. Balik lagi, kita seseruan lagi ya. *kalo bisa sih doain gue juga bisa ke sono* :D
Hug n kiss for u! :*

~just info for you all, this is not the last session about friend. Buat kalian yang muak bacanya, silahkan lanjut ke blog berikutnya aja deh. Sorry, belakangan ini lagi mellow soal temen-temen dan orang sekitar sih.
a long trip for a better life
a long journey for a better person
a long time to prove that you are care
a long friendship we made last forever
~GMA

Best Friend or Beast Friend? - Part 4.1

Howdy!  It suppossed to be the last part in this topic. The 4 th. *people who know me, will know why I made it to 4 part. Haha.. 

There is a lot of  ways people to make a friendship. Me too. When I see a person, sometimes, not always, I knew that I can or cannot be his/her friend. If you ask me how,, I do not have the answer neither. In my case,,it just happened.  

Anw, this part will be separated in - at least - 2 part or more. Just in case. (: 
First in this part 4.  

Berkenalan sama orang sekarang ini ga selalu melalui dunia nyata. Dunia mayapun jadi ajang berkenalan. Sebut saja social media yang lagi digandrungi, mulai dari anak esde sampe opa oma, semuanya punya akun di facebook, twitter, instagram, google+, etc lah.  
Suatu hari, saya berinisiatif untuk berkenalan dengan seseorang. Oke, lagi-lagi cewe. Kenapa berinisiatif? Karena nantinya, saya akan 'numpang tinggal' di rumah keluarganya selama seminggu. Jadilah saya menyapanya 'tante', karena beliau memang pangkatnya di atas saya. 

Setelah berkenalan di social media, akhirnya ketemulah kita di rumah keluarganya. Usut punya usut, ternyata usia kita ga terpaut jauh. Agak gembira, paling tidak punya temen baru seminggu deh. But, it seems awkward when I called her by her name, karena dia itu punya pangkat yang lebih tinggi.

Jadilah saya berusaha menjadi temannya - demi kebaikan dan keuntungan bersama, dia butuh teman yang mengerti keluarga barunya, saya butuh teman selama seminggu biar ga mati gaya. Singkat cerita, kita nyambung. Sampai sekarang kita masih kontek-kontekan, walaupun ga tiap hari. Ternyata banyak hal yang bisa diomongin, padahal kita cuma ketemu dalam kurun waktu yang ga lama. Ga terlalu ngeh juga dengan pembicaraan kita sih, we have a different language, culture, personality, pangkat. But it doesn't matter. Sometimes. Haha.. 

Saya kembali dari liburan singkat itu dengan memiliki seorang tante baru dan seorang teman baik, plus - saat itu - calon sepupu kecil. What a great holiday! Mengingat bahwa sebelumnya saya tidak terlalu excited soal liburan itu. Very nice! Tentunya saat pertama kali terasa aneh dan asing. But do know some people know they can have a good friendship since the 1st time they meet? I know and I believe it. And yep, she become one of my bestfriends.  

I used think that friendship can be happen by the time. Ketika kita bersama-sama dengan seseorang dalam waktu yang cukup lama, maka mau tidak mau, bisa tidak bisa, kita jadi temannya. Tapi my last experience prove it wrong. Yeah, it is not simply as it seems.

Friendship made by care each other, just the same like relationship. The different is there will be an ex-boy/girlfriend. But there will not be an ex-friend. 
*naif*